Sunday

Propolis, Russia Penicillin

Pada tahun 1971 peneliti Rusia menggunakan 15% propolis ekstrak untuk merawat 260 kasus pharyngitis. 76 % diantaranya sembuh, 28 % memperlihatkan kemajuan dan 4% tidak memperlihatkan kemajuan ...
-----------------------------------------------

Propolis merupakan zat yang dihasilkan oleh lebah untuk melindungi sarangnya dari berbagai ancaman organisme karena memiliki sifat desinfektan dan anti bankteri serta berfungsi sebagai zat perekat/penambal jika terdapat celah sarang yang bocor, disamping itu memperkuat dan memperkokoh bangunan sarang lebah.

Kata propolis sendiri berasal dari bahasa Yunani, 'Pro' berarti 'Sebelum', 'Polis' berarti 'Kota'. Kota dalam kehidupan serangga sosial itu adalah sarang. Secara harfiah propolis bermakna sebelum sampai kota. Bagi lebah, propolis adalah benteng sarang atau benteng yang dibuat sebelum 'pasukan musuh' masuk ke dalam kota.

Komponen utama propolis berasal dari resin atau getah tanaman terutama pada bagian bungan dan pucuk tanaman. Warna, aroma dan kandungan propolis bervariasi. Kebanyakan propolis berwarna cokelat terang sampai gelap, tetapi ada juga yang berwarna hijau, merah, hitam, kuning maupun putih. Awalnya propolis ini tidak diperhatikan oleh para peternak lebah, dan karena warnanya hitam kecoklatan propolis ini dianggap sebagai kotoran dan dibuang begitu saja.

Sejarah penggunaan propolis pun sudah cukup lama. Aristoteles (384-322 SM) menuliskan penggunaan propolis dalam buku Historia Animalium. Dan pada Perang Boer (1888-1902 M) di Afrika Selatan tercatat pula penggunaan campuran propolis dan bahan lainnya digunakan untuk menyembuhkan luka tentara yang berperang. Jika dirunut lebih ke belakang lagi, terdapat bukti bahwa propolis digunakan telah digunakan di Mesir sebagai bahan untuk membungkus mumi karena sifatnya yang anti mikroba.

Bentuk propolis dapat berupa padat hingga cair. Pada suhu 60 hingga 70 derajat Celcius, propolis berbentuk cair. Sementara itu resin yang merupakan kandungan terbesar dalam propolis (45-55%) memiliki kandungan senyawa flavonoid, asam dan ester fenol. Flavonoid inilah yang memberikan efek pengobatan berupa anti bakteri, anti oksidan dan menumbuhkan jaringan.

Berikut hasil penelitian propolis di beberapa negara :

1. Bulgaria

Boyanova L. dan rekan, peneliti Departemen Mikrobiologi Universitas Sofia, meriset propolis yang mampu menghambat pertumbuhan helicobacter pylori, pemicu radang lambung dan kanker usus.

2. Korea Selatan

Yong Y.S. dan rekan, peneliti dari Pusat Penelitian Bioanalisis dan Biotransformasi, Cheongryang, Seoul, meneliti CAPE (Caffeic Acid Phenetyl Ester), senyawa aktif pada propolis yang bersifat antikanker, antivirus dan anti inflamasi.

3. Indonesia

Peneliti dari Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, Dr. Eko Budhi Koendhori M.Kes., membuktikan bahwa lem lebah dapat membantu kerusakan jaringan paru-paru dan bakteri penyebab penyakit TBC. Propolis dapat meningkatkan kekebalan penderita sehingga mengurangi kerusakan jaringan.

4. Kolumbia

Hasil Riset Lembaga Riset Kanker Kolumbia pada tahun 1991 menyatakan bahwa konsumsi propolis secara teratur dan rutin selama enam bulan dapat mereduksi kanker hingga 50%.

5. Australia

Ilmuwan Australia, El Ghisalberti dari Departemen Kimia Organik University of Western menunjukan bahwa propolis meningkatkan efektivitas penisilin atau antibiotik 10-10.000 kali lipat.

6. Jepang

Kimoto T dan rekan, peneliti di Institut Fujisaki, Okayama, Jepang meneliti propolis untuk mengatasi leukemia. Dalam uji praklinisnya, Kimoto membuktikan bahwa propolis berefek apoptosis bagi sel kanker. Artepilin dalam propolis juga dapat menghambat pertumbuhan sel kanker.

7. Brazil

Penelitian dari Departemen Ilmu Pangan, Universitas Campinas, menguji senyawa CAPE yang terdapat dalam propolis pada tikus pengidap kanker. Pemberian 5 mg senyawa CAPE per tikus setiap hari selama 15 hari memperlihatkan adanya penurunan ukuran sel kanker hingga 50%.

Sementara itu berdasarkan hasil tes ORAC (Oxygen Radical Absorbance), tes yang digunakan untuk mengukur efektivitas antioksidan dalam makanan, ditemukan tingkat antioksidan propolis cukup tinggi (9,674 u mol per 100 gram bahan). Bandingkan dengan bawang putih (5,346), apel merah (2,936), jambu biji (2,550) dan alpukat (1,933). Semakin besar nilai ORAC, kian kuat komoditas tersebut melawan radikal bebas yang memicum beragam penyakit degeneratif seperti kanker.

Oleh karena itu, tidak sedikit masyarakat yang menderita penyakit-penyakit ringan maupun berat baik yang bersifat degeneratif atau tidak mengkonsumsi propolis secara teratur. Sebut saja : jantung koroner, diabetes mellitus, hepatitis, kanker, stroke dan hipertensi. Atau bahkan mengkonsumsinya hanya sekedar untuk menjaga kesehatan.

Sumber Bacaan :

Propolis Madu Multikhasiat. Hotnida C.H. Siregar et. al. Penebar Swadaya. Depok. 2011.

Propolis. Majalah Trubus. No. 482. Edisi Januari 2010.

Semoga Bermanfaat.