Sunday

Brotowali, Si Pahit Rival Si Kencing Manis

Brotowali menyandang nama tinospora crispa. Tanaman merambat ini rasanya pahit, baik itu daun maupun batangnya. daun tanaman dengan nama lain antawali ini berwarna hijau berbentuk jantung dan menyebar di seluruh batangnya.

Brotowali termasuk tanaman yang tidak beracun, aman dikonsumsi dalam jangka waktu lama. Berdasarkan penelitian bahwa infus batang brotowali termasuk Practically Non-Toxic (PNT). Nilai Lethal Dosis 50 (LD-50) sebesar 114 gram/kg berat badan tikus percobaan. Sementara persyaratan yang harus dipenuhi untuk mendapatkan label aman suatu obat, nilai PNT sebesar minimal 15 gram/kg berat badan hewan coba.
















Rasa pahit pada brotowali disebabkan oleh senyawa menispermin serta pikrotosin. Senyawa-senyawa lainnya seperti amilum, glikosida, flavonoid, harsa, damar lunak, saponin juga tanin terdapat dalam tanaman ini. Dan tananaman brotowali jika digunakan pada dosis kecil akan cukup besar perannya menurunkan gula darah.

Kadar gula atau glukosa dalam darah orang normal beberapa jam setelah makan kurang lebih 80 mg/dL darah. Jika kadar gula darah melampaui angka itu, maka boleh diduga orang tersebut mengidap kencing manis atau diabetes. Namun demikian biasanya standar gula darah dimana orang tersebut terkena diabetes adalah di atas 200 mg/dL.

Nama lengkap penyakit ini adalah diabetes mellitus, suatu gangguan dari pankreas, organ yang biasa menghasilkan insulin (suatu hormon yang berguna bagi pengangkutan zat gula dari darah ke sel-sel tubuh). Terdapat dua jenis penyakit diabetes. Tipe I diabetes tergantung pada insulin serta pengobatannya memerlukan suntikan dan tipe II diabetes yang tidak tergantung kepada insulin. Diabetes tipe II ini biasanya dapat dikontrol dengan diet, latihan olah raga dan obat-obatan tablet anti-diabetes.

Beberapa gejala seseorang terkena penyakit ini adalah : buang air kecil dalam jumlah yang banyak siang dan malam hari, rasa lapar yang berlebihan, berat badan menurun, lemah dan lesu, luka sukar sembuh dan sering kesemutan di daerah kaki. Sedangkan komplikasi yang terjadi yang dapat terjadi akibat penyakit ini adalah : kehilangan kesadaran (pingsan), tekanan darah tinggi, penyakit jantung, kerusakan ginjal, gangguan penglihatan dan infeksi kulit berat (gangren).

Dari hasil penelitian tanaman brotowali secara in-vitro terhadap hewan coba, Khoiroun Rusin melaporkan bahwa air ekstrak batang brotowali memiliki efek hipoglikemik, yaitu menurunkan gula darah. Mahasiswa Farmasi Universitas Indonesia ini, pada tahun 1995 telah meneliti tanaman ini pada hewan coba dengan cara memberikan ekstrak air batang brotowali dosis 0,45 gram/200 gram berat badan tikus percobaan.

Hasilnya menunjukkan ekstrak dengan dosis tersebut memperlihatkan efek penurunan gula darah yang nyata. Efek ini mulai terlihat pada 2 sampai 3 jam setelah pemberian ekstrak air batang brotowali. Sehingga demikian terbukti bahwa brotowali berkhasiat untuk mengurangi kadar gula dalam darah.

Berikut resep ramuan yang dibuat oleh Hembing (2008) untuk penyakit kencing manis :

(Resep 1)
1 jari batang brotowali
10 gram sambiloto kering
30 gram daun kumis kucing
a. Cuci semua bahan, rebus dengan 800 cc air hingga tersisa 400 cc, lalu saring
b. Minum 200 cc 2 kali sehari setelah makan.

Sedangkan resep ramuan yang dibuat oleh B. Mahendra adalah sebagai berikut :

(Resep 2)
15 gram brotowali
10 gram sambiloto
7 gram mimba
10 gram tapak dara
a. Semua bahan dalam keadaan kering direbus dengan 6 gelas air hingga tersisa 4 gelas
b. Disaring dan diminum dalam keadaan hangat satu jam sebelum makan : sehari 3 kali

Dari kedua resep untuk penyakit kencing manis di atas, nampak jelas jika brotowali digunakan sebagai simplisia pokok (untuk hipoglikemik) dan sambiloto sebagai simplisia pendukung. Sedangkan bahan-bahan lainnya digunakan sebagai pelengkap. Selain bersifat hipoglikemik, brotowali juga memiliki khasiat farmakologis berupa anti-piretik (menurunkan panas) dan analgesik (menghilangkan rasa sakit).

Sumber Bacaan :

Konsumsi Brotowali, Terbaik dalam Dosis Kecil. Majalah Herba. Yayasan Pengembangan Tanaman Obat Karya Sari. Juli. 2004.

Materi Pelatihan Pengobatan Herbal. B. Mahendra. Lembaga Pendidikan Pengobatan Alami Herbal Insani. Depok.

Panduan Kesehatan Keluarga. Eisai. Human Health Care Company. 1996.

Ramuan Lengkap Herbal Taklukan Penyakit. Hembing Wijayakusuma. Pustaka Bunda. Jakarta. 2008.

Semoga Bermanfaat
budi ari