Di dalam minyak kelapa murni (VCO) terdapat zat yang bernama asam laurat, dimana menurut Hedge (2006), asam laurat ini juga dapat ditemukan dalam air susu ibu (ASI).
Manfaat asam laurat ini cukup banyak. Di dalam tubuh manusia, asam laurat ini berubah menjadi senyawa monolaurin. The Indian Coconut Journal edisi September 1995 menyebutkan, "Dari sekian banyak asam lemak jenuh, asam laurat, dengan senyawa monolaurinnya, paling kuat membunuh virus, bakteri, cendawan dan protozoa".
Dr. Conrado Dayrit, guru besar emiritus College of Medicine Manila mengungkapkan pula, "Prevalensi penyakit jantung dan kolestrol pada masyarakat yang mengkonsumsi minyak kelapa murni sangat rendah seperti yang ditemukan pada masyarakat kepulauan Polinesia".
Sedangkan untuk kebutuhan VCO orang dewasa. Seorang ahli gizi dari Amerika Serikat, Dr. Mary Enig (1995) menjelaskan bahwa manusia dewasa dapat mengkonsumsi asam laurat rata-rata 24 gram per hari dimana itu setara dengan 3,5 sendok makan. Artinya 3 sendok makan sehari masih aman untuk diminum.
Di Indonesia sendiri penelitian tentang VCO ini juga tidak sedikit. Salah satunya, menurut peneliti dari Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) Fitria Puspita, VCO dapat digunakan untuk mengobati luka bakar karena mengandung asam lemak, yakni asam laurat dan asam kaprik. Karena, sekali lagi, "Asam laurat dan asam kaprik yang terkandung dalam VCO atau minyak kelapa murni yang terbuat dari daging kelapa segar yang proses pembuatannya dilakukan pada suhu relatif rendah mampu mengatasi infeksi virus, bakteri, protozoa, dan mempercepat metabolisme sel di kulit".
"Penggunaannya tidak perlu dicampur apa-apa, VCO langsung dioleskan ke bagian kulit yang mengalami luka bakar. VCO banyak dijual di pasaran, sehingga masyarakat tidak sulit untuk mendapatkannya," katanya.
Meski pada saat ini minyak kelapa telah dikemas dalam bentuk yang praktis seperti dalam kapsul gel atau botol serta diproduksi dengan mesin yang terintegrasi dengan komputer, pembuatan VCO dapat dilakukan dengan cara tradisional. Biasanya untuk 1 liter VCO dibutuhkan 10 sampai 15 buah kelapa, tergantung ukurannya besar atau kecil. Indonesia sendiri termasuk penyedia lahan tanaman kelapa (cocos nucifera) terbesar di Asia, sekitar 3,8 juta hektar.
Berikut proses produksi pembuatan VCO dengan cara tradisional :
1. Endapkan santan kelapa selama 1 jam hingga terbentuk krim santan. Krim santan ini mengandung minyak. Terletak di atas permukaan karena berat jenis minyak lebih kecil dibandingkan berat jenis air.
2. Ambil krim santan kelapa kemudian masak hingga mendidih. Setelah itu diamkan selama 3 hingga 4 jam.
3. Ketika didiamkan selama 3 hingga 4 jam terbentuklah minyak yang berwarna kecoklatan. Proses akhirnya adalah melakukan penyaringan yang dapat dilakukan dengan menggunakan penyaring kertas ataupun kain.
Sementara itu, sepanjang tahun 2004 hingga saat ini, permintaan dunia akan VCO sangat meningkat terutama yang berasal dari Indonesia. Sebut saja PT. Patria Wiyata Vico. Setiap bulan mereka mengekspor 10.000 botol VCO ukuran 125 ml ke Malaysia, 4.000 botol ke Singapura dan 2.000 botol ke Rumania. Belum lagi terhitung ratusan produsen VCO yang lain di seluruh Indonesia yang mengekspor VCO ke manca negara, bahkan Benin, negara Afrika Barat seluas Jawa mengimpor 3 juta kapsul VCO dari Indonesia.
Hal tersebut menunjukan bahwa penggunaan VCO sebagai salah satu herbal untuk mengobati berbagai macam penyakit telah diterima hampir di seluruh manca negara.
Sumber Bacaan :
Dunia Incar VCO Indonesia. Majalah Trubus no. 429. Edisi Agustus 2005.
Manfaat Kelapa dari Dinding Laboratorium. Majalah Trubus no. 429. Edisi Agustus 2005.
http://en.wikipedia.org/wiki/Glyceryl_laurate
http://kesehatan.kompas.com/read/2010/02/15/13502920/Atasi.Luka.Bakar.dengan.VCO
http://minyak-vco.blogspot.com/
Semoga Bermanfaat.
klinikalangalang.blogspot.com