Secara fisik pohon manggis (garcinia mangostana) mampu tumbuh mencapai 7 hingga 25 meter, buahnya memiliki bentuk yang khas dengan kulit berwarna merah keunguan ketika matang meski ada juga varian yang kulitnya berwarna merah. Secara umum tumbuh di kawasan Asia Tenggara yang beriklim tropis dengan cuaca panas dan lembab. Oleh sebagian ahli hortikultura tanah air tanaman ini dipercaya berasal dari Sumatera, tepatnya dari provinsi Jambi.
Buah manggis sendiri dikategorikan mahal oleh sebagian masyarakat Indonesia, di tahun 2011 harga buah manggis berada pada kisaran Rp. 7.000,- hingga Rp. 14.000,- per kilonya tergantung musim. Ini disebabkan karena pohon manggis merupakan salah satu tumbuhan yang sulit tumbuh, tanahnya harus basah, tapi tidak terlalu basah, juga tidak berpasir atau berlumpur. Kebanyakan pohon manggis tumbuh di hutan hujan yang kondisnya sempurna, dan butuh waktu 10 tahun untuk berbuah.
Berbeda dengan buah-buahan pada umumnya, manfaat terbesar buah manggis bagi kesehatan bukan terletak pada daging buahnya melainkan pada kulit buahnya. Di dalam kulit buah manggis (pericarp) terdapat komponen yang bersifat anti-oksidan. Zat ini disebut xanthone. Dan xanthone yang terkandung dalam buah asli Indonesia ini memang luar biasa dan istimewa.
Xanthone merupakan antioksidan tingkat tinggi. Nilainya mecapai 17.000-20.000 ORAC per 100 ons (sekitar 2.835 gram kulit), lebih besar dari wortel dan jeruk yang kadar ORAC-nya hanya 300 dan 2.400. ORAC sendiri merupakan singkatan Oxygen Radical Absorbance Capacity, adalah kemampuan antioksidan menetralkan radikal bebas.
Berbicara tentang antioksidan, tak lepas dari pemahaman radikal bebas. Radikal bebas merupakan molekul yang tidak stabil karena kehilangan elektronnya. Untuk menjadi stabil, radikal bebas akan mengambil elektron dari molekul atau sel lain dalam tubuh manusia. Dan proses pengambilan elektron dari sel-sel tubuh manusia menyebabkan kerusakan sel sehingga memicu penyakit-penyakit generatif seperti kanker, diabetes, jantung koroner dan lainnya.
Xanthone memiliki gugus hidroksi (OH) yang efektif mengikat radikal bebas di dalam tubuh serta membantu mengobati dan mencegah penyakit degeneratif. Di alam, senyawa xanthone hanya ditemukan pada famili clusiceae dan gentianaceae. Dari sekitar 200 jenis xanthone yang diisolasi dari alam, sebanyak 40 jenis ditemukan pada manggis dan paling banyak terdapat pada bagian kulitnya.
Sebuah riset membuktikan, xanthone di kulit manggis terbentuk sejak buah berumur satu buan setelah bunga mekar. Pada umur satu bulan, kadar xanthone di kulit manggis sebesar 14,67 mg/g dan berturut-turut meningkat sesuai umur buah : 2 bulan (16,21 mg/g), 3 bulan (15,47 mg/g) dan 4 bulan (15,68 mg/g). Bahkan kadar xanthone justru meningkat menjadi 34,36 mg/g jika buah disimpan hingga 4 minggu setelah dipetik.
Dengan diketahuinya kulit buah manggis memiliki kandungan antioksidan yang tinggi, mulai berkembang berbagai produk olahannya seperti jus, food suplement, maupun herbal. Pada tahun 2006, di Amerika Serikat produk olahan manggis pun masuk ke dalam 22 produk dengan penjualan tertinggi, yaitu berupa food suplement yang diklaim sebagai minuman fungsional. Sementara itu, di Jepang sudah dikembangkan produk panaxathone yang berisi ekstrak campuran xanthone (80% alpha mangostin dan 20% gamma mangostin) yang digunakan dalam kemoterapi kanker payudara.
Selain berfungsi sebagai antioksidan, banyak penelitian di Indonesia dan dunia yang mengungkapkan khasiat lain dari xathone seperti : antibakteri dan anti jamur (Suksamran, 2003), antivirus (Chen et.al., 1996, Vlientinck, 1998 dan Ignatushchenko et.al., 1999), potensi antikanker (Jamil & Ersam, 2009), antiinflamasi (Farmasi, Universitas Tokyo, 2002), potensi anti arterosklerosis (Farmasi, Universitas Andalas), mencegah diabetes (Udani, Fak. Kedokteran, Universitas California) dan lainnya.
Salah satu cara mengolah kulit buah manggis yang aman adalah dengan merendamnya di air terlebih dahulu minimal selama 1 jam. Selanjutnya kulit buah manggis dicuci bersih sampai tidak ada getah yang menempel, lalu dikukus selama 3-5 menit. Setelah dikukus, kulit manggis diblender dengan air kemudian disaring dengan kain halus untuk memisahkan serat kasarnya. Dan sebaiknya kulit manggis bagian luar dikupas lantaran banyak mengadung banyak saponin. Saponin yang berlebihan dapat menutup pori-pori sel usus yang mengakibatkan usus kejang dan memicu terjadinya muntah hingga diare.
Keberadaan xanthone dengan jumlah melimpah di dalam kulit manggis merupakan informasi yang menggembirakan. Pasalnya, selama ini kulit manggis di Indonesia kerap dibuang. Kelebihan lainnya adalah kandungan xathone hasil ekstraksi kulit manggis kering tidak dipengaruhi oleh kualitas fisik buah, sehingga jumlah senyawa xanthone pada manggis tetap sama.
Sumber Bacaan :
Khasiat Fantastis Kulit Manggis. Holistic Health Solution. PT. Gramedia Widiasarana Indonesia. Jakarta. 2011.
Rahasia & Khasiat Kulit Manggis. Lina Mardiana. Penebar Swadaya. Depok. 2011.
Semoga Bermanfaat
budi ari