Limpa (pi) berdasarkan konsep TCM (Traditional Chinese Medicine) mempunyai dua fungsi utama : (1) mengatur transportasi dan transformasi sari makanan serta cairan tubuh (2) memerintah darah.
Limpa dikatakan (1) mengatur transportasi dan transformasi, karena limpa mencerna makanan dan menyerap nutrisi yang terkandung di dalam makanan maupun air dan kemudian menyalurkannya ke jantung dan paru.
Setelah makanan masuk ke dalam lambung, makanan dicerna dan diabsorbsi oleh lambung dan usus kecil, namun kegiatan tersebut bergantung pada fungsi transformasi limpa yang mengubah makanan menjadi zat gizi. Begitu pula untuk mendistribusikannya ke seluruh tubuh. Selain bertanggung jawab atas transformasi dan transportasi sari makanan (jing), limpa juga bertanggung jawab terhadap transportasi dan transformasi air (jin-ye).
Termasuk di dalamnya adalah cairan dalam bentuk limbah. Limpa bertanggung jawab atas pengeluaran cairan limbah seperti air seni melalui organ ginjal dan keringat melalui organ paru.
Fungsi transportasi dan transformasi limpa, selain berhubungan dengan kemampuan menghangatkan yang-limpa, juga bergantung kepada kemampuan mendorong qi-limpa. Ciri khas qi-limpa ini adalah elevasi, sehingga dalam TCM sering dikatakan ‘limpa mengatur aktifitas elevasi bahan jernih’. Elevasi berarti naik dan menyalurkan, bahan jernih diartikan sebagai sari makanan.
Secara umum qi-limpa berfungsi menyalurkan gizi makanan ke jantung dan paru. Apabila fungsi limpa untuk mengelevasi bahan jernih normal, maka qi dan darah akan berkecukupan dan dapat mempertahankan aktifitas kehidupan.
Bila qi-limpa tidak normal makan akan terjadi beberapa hal : absorbsi menurun, anoreksia, distensi abdomen, nyeri abdomen dan lainnya. Demikian pula jika terjadi gangguan metabolisme air, maka akan menyebabkan terjadinya pembentukan phlegma, rheuma dan oedema. Phlegma adalah cairan patologis pekat/kental, sedangkan rheuma adalah cairan patologis bening/encer. Keduanya dapat menganggu aktifitas qi dan xue di dalam tubuh. Oedema sendiri adalah patogen lembab yang terkumpul diantara otot dan di bawah kulit.
Fungsi kedua dari limpa adalah (2) memerintah darah. Hal ini memiliki arti “memerintah dan mengendalikan” darah agar mengalir dalam pembuluh darah dan mencegahnya mengalir ke luar. Dan kegiatan memerintah darah hanya dapat dilakukan jika qi-limpa berfungsi normal. Jika qi-limpa lemah akan mengakibatkan terjadinya gangguan pengontrolan, sehingga darah tidak mengalir pada tempatnya yang pada akhirnya menimbulkan gejala pendarahan pada tubuh.
Manifestasi limpa pada tubuh manusia tercermin pada 3 hal : (1) menguasai otot dan keempat alat gerak (2) bermuara di mulut (3) tercermin di bibir.
Otot akan berfungsi normal jika memperoleh gizi yang cukup. Jika fungsi limpa terganggu maka absorbsi sari makanan akan menurun dan mengakibatkan kelemahan pada otot dan alat gerak (ekstrimitas) menjadi letih tak bertenaga.
Manifestasi di mulut dan di bibir pun bisa tampak. Jika fungsi limpa normal maka selera makan pun normal dan besar, serta bibir terlihat segar kemerahan. Sebaliknya jika fungsi limpa terganggu maka selera makan pun hilang dan makanan terasa hambar, bibir pun terlihat pucat dan pudar.
Sumber Bacaan :
Dasar Teori Ilmu Akupuntur. Sim Kie Jie. Gramedia Widiasarana Indonesia. Jakarta. Cetakan II. November 2002.
Traditional Chinese Medicine. Irwan Hendrata Widjaja & H. Effendy. Lembaga Pendidikan Akupuntur & herbal INORMEC. Surabaya.
Semoga Bermanfaat.