Friday

Pome, The Special Ones

Pomegranate atau buah delima adalah salah satu buah tertua yang telah lama dikenal dan dimanfaatkan oleh manusia, salah satunya sebagai obat atau herbal. Buah ini berasal dari Asia Selatan bagian utara seperti Afghanistan, Himalaya dan Persia. Dari kawasan ini delima lalu diperkenalkan ke daerah Mediterania, Afrika dan Eropa.

















Pada tahun 1600 SM, delima dibawa ke Mesir dari Syria. Selanjutnya, sejarah mencatat delima dibawa ke Cina sekitar tahun 100 SM. Pada tahun 700 M, delima diperkenalkan ke Roma dan oleh orang-orang Moor, delima dibawa ke Spanyol. Setelah dibudidayakan secara luas di Spanyol, selanjutnya dibawa ke benua Amerika pada abad 16.

Dari Timur Tengah, delima menyebar ke daerah subtropis sampai tropis. Pohon delima dijumpai di negara Balkan, seperti Albania, Montenegro dan Bulgaria. Delima juga banyak ditanam di daerah Cina Selatan dan Asia Tenggara seperti Myanmar, Indonesia dan Malaysia. Menurut catatan sejarah, tanaman delima masuk ke Indonesia pada abad 15 yang dibawa oleh saudagar Timur Tengah.

Buah delima di kalangan umat Islam menempati posisi yang istimewa, karena merupakan salah satu buah-buahan yang berada di dalam Surga sebagaimana disebutkan di dalam Kitab Suci Al Qur'an,

"Di dalam keduanya ada (macam-macam) buah-buahan dan kurma serta delima" (QS. ar Rahman : 68)

Ibnu Katsir (w. 774 H/1372 M) mengatakan, "Penyebutan kurma dan delima itu secara khusus karena kemuliannya atas buah-buahan lainnya" (Tafsir Ibnu Katsir Jilid 7, hal. 640)

Beberapa kandungan penting buah delima menurut USDA Nutrient Database antara lain vitamin B (34%) yang terdiri dari vitamin B1, B2, B3, B5, B6 dan B9, serta vitamin C (17%). Sedangkan kandungan kimia yang cukup penting adalah senyawa flavonoid dan tanin. Sehingga dapat dikatakan buah delima adalah salah satu buah yang merupakan antioksidan yang cukup kuat.

Tanin merupakan polifenol yang berperan memberi warna pada tumbuhan. Salah satu jenis tanin yang terkandung dalam buah delima adalah ellagi-tanin. Selain berfungsi sebagai antioksidan, menurut Prof. G.D. Stoner dari School of Public Health Ohio University, asam elagik mampu mendetoksifikasi karsinogen dan memperlambat laju pembelahan sel kanker. Pada hewan uji, asam elagik mampu mencegah terjadinya kanker sebesar 40%.

Ibnul Qayyim (w. 751 H/1350 M), seorang ulama dan ahli pengobatan abad pertengahan asal Damaskus-Suriah, menjelaskan bahwa delima manis bersifat panas dan lembab, cukup baik untuk lambung dan paru-paru serta untuk mengobati penyakit batuk. Sementara itu delima asam bersifat dingin dan kering yang berguna untuk mengobati radang usus dan memperlancar air seni. Dapat pula digunakan untuk merendam panas serta memperkuat organ tubuh.

Jus buah delima sendiri mampu menyediakan sekitar 16-17% kebutuhan vitamin C pada orang dewasa setiap 100 ml sajian. Menurut hasil penelitian yang dipublikasikan dalam American Journal of Clinical Nutrition 2003, seorang yang minum jus delima 200 ml/hari selama 1 minggu dapat meningkatkan aktivitas antioksidan tubuh mereka sekitar 9%. Maka tak mengherankan bila Journal of Agriculture and Food Chemistry tahun 2008 menobatkan jus delima sebagai jus buah tersehat.

Beberapa resep pembuatan jus delima :

(resep 1-jus wornade-wortel-nanas-delima)
1 buah delima merah matang
100 gram nanas
1 umbi wortel
1 sdm madu
a. cuci semua bahan hingga bersih
b. haluskan nanas, delima dan wortel juicer lalu tambahkan 1 sdm madu.

(resep 2-jus delima orange)
1 buah delima merah matang
250 gram jeruk sunkist
125 gram mentimun
a. kupas jeruk, ambil daging buahnya. Potong-potong mentimun dan belah delima
b. campur semua bahan, proses dengan juicer, siap diminum

Dapat pula jus delima dibuat tersendiri tanpa mencampurkan dengan bahan yang lain.

Di Indonesia delima masih merupakan buah yang cukup mahal dan belum terlalu dikenal oleh masyarakat. Harga delima tahun 2011 tercatat Rp 60.000,- per kg-nya, sedangkan jika dijual per buahnya mencapai Rp. 5.000,-, bandingkan dengan durian monthong dimana harga per kilonya sekitar Rp. 10.000,- ketika sedang musim.

Sumber Bacaan :

Metode Pengobatan Nabi. Ibnul Qayyim al Jauziyah. Griya Ilmu. Jakarta. Cetakan Kedelapan. 2007.

Pome. Adji Suranto. Pustaka Bunda. Jakarta. Cetakan Pertama. 2011.

Tafsir Ibnu Katsir Jilid 7. Abdullah bin Muhammad. Pustaka Imam Syafi'i. Cetakan Ketiga. 2006.

Semoga Bermanfaat.
budi ari