Tuesday

Sinusitis-TCM

Sinusitis adalah peradangan yang terjadi pada rongga sinus. Sinusitis banyak ditemukan pada penderita hay fever yang mana pada penderita ini terjadi pilek menahun akibat dari alergi terhadap debu dan sari bunga. Sinusitis juga dapat disebabkan oleh bahan bahan iritan seperti bahan kimia yang terdapat pada semprotan hidung serta bahan bahan kimia lainnya yang masuk melalui hidung. Sinusitis juga bisa disebabkan oleh infeksi virus atau bakteri.



















Sinus atau sering pula disebut dengan sinus paranasalis adalah rongga udara yang terdapat pada bagian padat dari tulang tenggkorak di sekitar wajah, yang berfungsi untuk memperingan tulang tenggkorak. Rongga ini berjumlah empat pasang kiri dan kanan. Sinus frontalis terletak di bagian dahi, sedangkan sinus maksilaris terletak di belakang pipi. Sementara itu, sinus sphenoid dan sinus ethmoid terletak agak lebih dalam di belakang rongga mata dan di belakang sinus maksilaris.

Dinding sinus terutama dibentuk oleh sel sel penghasil cairan mukus. Udara masuk ke dalam sinus melalui sebuah lubang kecil yang menghubungkan antara rongga sinus dengan rongga hidung yang disebut dengan ostia. Jika oleh karena suatu sebab lubang ini buntu maka udara tidak akan bisa keluar masuk dan cairan mukus yang diproduksi di dalam sinus tidak akan bisa dikeluarkan.

Menurut TCM (Traditional Chinese Medicine), secara etiologi sinusitis disebabkan oleh invasi patogen angin-panas (atau angin-dingin) dan pola makan yang salah serta dapat berkembang menjadi penyakit yang akut. Ada 4 sindrom utama yang berkaitan dengan sinusitis : (1) sindrom angin-panas (akut) (2) sindrom panas hati/kandung empedu (kronis) (3) sindrom panas paru (kronis) dan (4) defisiensi organ limpa (kronis).

Berikut manifestasi klinis masing-masing sindrom dan titik terapinya :

(1) Sinusitis-Sindrom Angin Panas

Manifestasi klinis : hidung tersumbat, cairan hidung tebal berwarna kuning, sakit kepala, sulit membaui, demam dan menghindari dingin. Titik terapi yang diambil : LI-04 (membuang panas), LI-11 (membuang panas), BL-12 (membuang angin-bisa dibekam basah/kering), LU-07 (merestorasi fungsi dispersi qi-paru), LI-20 (titik lokal) dan Bitong (titik lokal).

(2) Sinusitis-Sindrom Panas LR/GB

Manifestasi klinis : cairan hidung berwarna kuning, ada permasalahan di mata, muka merah, sakit kepala di bagian frontal atau temporal, sifat lekas marah dan rasa pahit di mulut. Titik terapi yang diambil : LR-02, GB-43 (titik unsur air GB), LU-07, LI-04 dan Yintang.

(3) Sinusitis-Sindrom Panas Paru

Manifestasi klinis : cairan hidung (ingus) yang kental, merasa panas, haus dan lainnya. Titik yang diambil : LI-04, LI-11, LU-07, GV-14 (bisa dibekam basah/kering-mengeluarkan angin), dan Bitong.

(4) Sinusitis-Defisiensi SP

Manifestasi klinis : perasaan 'berat' di kepala, cairan hidung (ingus) kental dan berwarna kuning, pipi berwarna merah, haus, bibir kering, sakit kepala bagian depan, ada tekanan di dada atau epigastrik. Titik terapi yang diambil : LI-04, LI-11, SP-09, BL-20, CV-12, LI-20 dan Bitong.

Herbal untuk Sinusitis

Berikut beberapa resep ramuan dari Hembing (2008) untuk penyakit sinusitis :
Ramuan (1) - untuk sindrom 1, 2 dan 3.
15 gram ciplukan kering
7-10 lembar daun sambung nyawa
15 gram pegagan kering
10 gram bunga krisan kering
a. Cuci bersih semua bahan, rebus dengan 700 cc hingga tersisa 300 cc, lalu saring
b. Minum 2 kali sehari

Ramuan (2) - untuk sindrom 4

10 gram sambiloto kering
20 gram kunyit
20 gram jahe
90 gram daun lidah buaya, kupas
a. Cuci bersih semua bahan, rebus dengan 700 cc hingga tersisa 300 cc, lalu saring
b. Minum 2 kali sehari

Ramuan (3) - untuk pemakaian luar

Daun sambiloto secukupnya
a. Cuci bersih daun sambiloto, haluskan atau jus, lalu ambil airnya
b. Teteskan 2-3 tetes perasan air sambiloto ke dalam lubang hidung.

Sumber Tulisan :

http://www.yinyanghouse.com/treatments/acupuncture_for_sinusitis

http://tcmdiscovery.com/Guasha-Cupping/info/20081121_829.html

http://www.blogdokter.net/2008/01/30/sinusitis/

Ramuan Lengkap Herbal Taklukan Penyakit. Hembing Wijayakusuma. Pustaka Bunda. 2008.

Semoga Bermanfaat.