Setelah suatu faktor patogen menginvasi tubuh dan menimbulkan penyakit, kadangkala dalam perjalanan penyakit tersebut akan membentuk substansi patologik yang dinamakan phlegma dan bekuan darah. Substansi ini secara langsung ataupun tidak langsung dapat mempengaruhi organ visera dan tubuh sehingga menyebabkan penyakit ikutan.
Konsep Dasar
Gangguan pada cairan tubuh manusia mengakibatkan terbentuknya suatu bahan patologik yang dinamakan phlegma. Berdasarkan marfologis, bagian yang pekat dinamakan phlegma dan yang cair dinamakan rheuma, namun secara umum penyebutan keduanya seringkali digeneralisasi sebagai phlegma saja.
Phlegma dapat dibedakan menjadi visible dan non-visible. Phlegma yang visible disamping kasat mata, juga keberadaannya dapat diraba dan didengarkan, seperti sputum, scrofula (pembengkakan akibat TBC) dan nodula di kulit. Sedangkan phlegma yang tidak kasat mata, selain maya keberadaannya tidak dapat diperdengarkan, namun memiliki manifestasi phlegma. Dapat juga dikatakan phlegma visible dan non-visible adalah sama, perbedaannya hanya saat berakumulasi disebut visible, namun jika terpencar disebut non-visible.
Oleh karena itu, baik phlegma, rheuma, air maupun kelembaban memiliki wujud yang berbeda. Apabila menyebar dan tak berbentuk dinamakan kelembaban, jika terakumulasi
namun tak berbentuk dinamakan rheuma, yang tipis dan jernih dinamakan air, sedangkan yang menggumpal dinamakan phlegma. Dengan demikian keempatnya berasal dari bahan yang sama yaitu cairan tubuh, tetapi juga dapat saling bertransformasi.
Terbentuknya Phlegma
Limpa memerintah transportasi dan transformasi air serta kelembaban, paru meregulasi saluran air, ginjal mengatur air, hati memicu metabolisme cairan tubuh dan sanjiao berfungsi sebagai saluran air, sehingga gangguan pada organ-organ tersebut akan menyebabkan terjadinya retensi (tertahannya) cairan tubuh, dan akumulasi kelembaban akan berubah menjadi phlegma dan rheuma. Terbentuknya phlegma akan kembali mempengaruhi fungsi organ-organ tersebut di dalam tubuh.
Misalnya, akumulasi phlegma dan kelembaban di paru akan menyebabkan batuk dan asma, yang sesungguhnya disebabkan oleh defisiensi limpa. Itulah sebabnya di dalam TCM (Traditional Chinese Medicine) dikatakan bahwa 'limpa merupakan sumber phlegma, dan paru adalah wadah phlegma.
Sebab lain adalah di dalam organ visera (zang-fu) terdapat unsur/patogen dingin sehingga aktifitas qi akan melambat dan proses transformasi cairan tubuh akan mengalami hambatan, sehingga produksi phlegma akan meningkat. Contoh : apabila paru dipenuhi dingin, akan mengakibatkan retensi rheuma di paru dan menimbulkan sputum encer dan berbuih yang di dalam TCM dikenal sebagai 'retensi rheuma dingin di paru'.
Sebaliknya, jika organ dalam dipenuhi unsur/patogen panas, maka akan menghanguskan cairan tubuh sehingga berbentuk phlegma. Di dalam organ paru, phlegma akan menyumbat paru sehingga sputum tampak berwarna kekuningan, lengket dan purulen. Di dalam TCM disebut sebagai 'akumulasi phlegma panas di paru'.
Secara klinis, phlegma dapat mengakibatkan penyakit-penyakit pada organ zang fu, organ sensoris, muara, keempat alat gerak maupun kerangka tubuh dan menimbulkab gejala-gejala berupa penekanan dada, batuk, asma, batuk berdahak, nausea (kembung/mual), vomitus, palpitasi, dizziness, anestesia alat gerak, pembengkakan sendi, edema, diare dan lainnya. Karena itulah para ahli pengobatan tiongkok mengenal kalimat 'penyakit aneh kebanyakan disebabkan oleh phlegma dan banyak penyakit khusus dikarenakan phlegma'.
Titik Akupuntur Phlegma
Dari beberapa literatur tentang akupuntur, serta pengalaman dan diskusi dengan akupunturis, diketahui bahwa titik ST40 (Fenlong) merupakan salah satu titik yang paling sering digunakan untuk 'membuang' phlegma disamping titik BL20 dan SP06 yang digunakan untuk memperkuat fungsi organ limpa (jika memang permasalahan phlegma berasal dari limpa).
Namun demikian ada baiknya melihat beberapa perspektif lain sebagaimana situs berikut http://maciociaonline.blogspot.com/2010/07/resolving-dampness-and-phlegm-with.html
Pustaka :
Traditional Chinese Medicine. Irwan Hendrata Widjaja & H.Effendy. Lembaga Akupuntur & Herbal. INORMEC. Surabaya.
dan sumber bacaan lainnya.
Semoga Bermanfaat.