Thursday

Pergerakan Qi













Berikut beberapa pergerakan qi, terutama fungsi pergerakan naik (ascending), turun (descending), masuk (entering) dan keluar (exiting) :

Pergerakan Qi dari Ginjal

Organ ginjal mengatur transformasi air; cairan kotor mengalir ke bawah menuju kandung kemih dan urethra, dan bagian bersih mengalir ke atas melalui tulang belakang dalam bentuk uap menuju paru. Maka itu untuk fungsi fisiologis seperti proses buang air kecil (urinasi) qi-ginjal turun, sedangkan untuk fungsi qi-pertahanan qi-ginjal naik.

Paru-paru dan ginjal saling menyeimbangkan satu sama lain, ketika qi-paru turun ke ginjal, maka qi-ginjal naik ke paru. Paru-paru mengirim qi ke bawah, ginjal menerima qi, paru-paru mengatur ekshalasi (mengeluarkan udara), ginjal mengatur inhalasi (menarik udara/nafas). Dalam Nan Jing Jiao Shi (Classic of Difficulties, terbit pertama kali tahun 100 SM) disebutkan,

"Exhalation is controlled by lungs and heart, inhalation is controlled by kidney and liver"

Untuk proses keluar-masuknya qi (fungsi horisontal), maka qi yang menuju ginjal keluar dan masuk menuju tulang.

Pergerakan Qi-Paru

Organ paru adalah organ yang terletak paling atas bagian tubuh dan biasanya dianalogikan dengan 'kanopi'. Secara natural qi-paru turun ke bawah menuju ginjal. Ketika qi-paru turun, maka pernafasan normal dan jika qi-paru gagal turun ke bawah maka akan terjadi gejala sulit bernafas (mis. asma) dan batuk. Qi-paru juga turun ke bawah berkomunikasi dengan kandung kemih. Beberapa masalah di sistem urinari juga diakibatkan karena patologi organ paru.

Namun demikian, qi-paru juga bergerak ke atas untuk menyebarkan qi-pertahanan (wei-qi) dan keringat ke dalam suatu ruang diantara kulit dan otot. Secara horisontal qi-paru keluar dan masuk dari ruang tersebut yang diatur oleh qi-pertahanan dan keringat, dan maka itu mempengaruhi resistensi terhadap patogen luar. Jika qi keluar terlalu banyak dari ruang tersebut , maka ruang tersebut akan terlalu 'terbuka' dan patogen eksternal akan mudah masuk.

Pergerakan Qi-Hati

Organ hati mengendalikan pergerakan qi-halus ke seluruh arah (horisontal dan vertikal). Qi-halus ini membantu semua organ tubuh dan membantu mengarahkan qi-nya ke arah yang benar. Sebagai contoh, qi-halus organ hati membatu qi-lambung untuk turun dan qi-limpa untuk naik, hal itu termasuk membantu qi-usus dan qi-kandung kemih untuk turun. Kebalikannya, qi-hati mengalami stagnasi maka hal tersebut akan mempengaruhi ke seluruh organ, misalnya dapat menyebabkan qi-lambung tidak dapat turun dan qi-limpa tidak dapat naik.

Organ hati juga memiliki hubungan dekat dengan organ paru. Qi-paru naik berkoordinasi dengan qi-paru turun. Dalam konteks energi (bukan anatomi), organ hati berada di sebelah kiri dan organ paru berada di sebelah kanan. Artinya ketika qi-hati naik maka qi-paru turun dan sebaliknya serta keduanya saling menyeimbangkan. Keseimbangan ini juga merefleksikan keseimbangan logam dan kayu dalam hubungan saling membatasi pada hukum pergerakan 5 unsur (Wu-Xing)

Untuk pergerakan qi-hati secara horisontal, mereka keluar dan masuk dari dan menuju ke tendon (dalam hal ini organ hati menguasai tendon)

Pergerakan Qi-Limpa-Lambung

Organ limpa mengirim qi ke atas menuju organ jantung dan hati, sedangkan organ lambung mengirimkan qi ke bawah menuju usus. Limpa mengatur transformasi, lambung mengatur penerimaan. Maka itu, pengiriman qi bersih ke atas dan penurunan qi tidak bersih ke bawah tergantung dari qi-limpa dan qi-lambung. Jika qi-limpa berbalik turun maka akan menyebabkan diare dan jika qi-lambung berbalik naik akan menyebabkan mual atau muntah.

Qi limpa-lambung bergerak secara horisontal (keluar dan masuk) dari dan menuju ke otot.

Pergerakan Qi-Jantung-Ginjal

Api-jantung mengalir menuju air-ginjal dan air-ginjal naik menuju api-jantung, maka itu qi jantung turun bertemu dengan qi-ginjal yang naik. Komunikasi antara jantung dan ginjal merupakan proses fisiologis yang cukup penting.

Qi-jantung secara horisontal bergera dari dan menuju pembuluh darah.

Sumber Bacaan :

The Foundation of Chinese Medicine. Giovanni Maciocia. Elsevier. 2005.

Mudah2an bermanfaat.