Saturday

Asma dan Daun Sembung

Obat asma yang beredar di pasaran umumnya mengandung 2 kandungan utama : antihistamin dan bronkodilator. Antihistamin menghentikan efek histamin yang memicu pembengkakan dan bronkodilator melonggarkan penyempitan saluran bronkus ke ukuran normal. Tubuh manusia mengeluarkan histamin sebagai mekanisme perlawanan atas munculnya benda asing seperti debu, serangga atau antibiotik.

Alam menyediakan obat antiasma yang aman, yakni daun sembung (blumea balsamifera) yang secara tradisional digunakan oleh masyarakat sebagai pelega pernafasan.

Tanaman sembung berasal dari Nepal, hidup di tempat terbuka sampai agak terlindung di tepi sungai dan tahan pertanian. Dapat tumbuh di tanah berpasir atau tanah yang agak basah pada ketinggian sampai 2.200 m dpl. Perdu, tumbuh tegak, tinggi mencapai 4 m, percabangan pada ujungnya, berambut halus, bagian-bagian dari tumbuhan ini bila diremas berbau kamfer. Daun tunggal, di bagian bawah bertangkai, bagian atas merupakan daun duduk, letak berseling, terdapat 2 - 3 daun tambahan pada tangkai daunnya.

Bersifat pedas, sedikit pahit, hangat dan baunya seperti rempah. Berkhasiat sebagai antibakteri, melancarkan peredaran darah, menghilangkan bekuan darah dan pembengkakan, peluruh kentut (karminatif), peluruh keringan (diaforetik), peluruh dahak (ekspektoran), astrigen, tonikum dan obat batuk.

Penelitian khasiat daun sembung terhadap penyakit asma pernah dilakukan oleh Prof. Andreanus Sumardji, dosen imunologi, farmakologi dan etnofarmakologi Sekolah Institut Teknologi Bandung (ITB). Mereka memanfaatkan marmut yang peka histamin sebagai hewan percobaan. Hasil pemanfaatan yang didapatkan adalah 621,7 mg ekstrak sembung setara dengan obat anti asma yang beredar di pasaran.

Dosis 621,7 mg itu setara 4,3 gram untuk manusia berbobot 70 kg. Riset Krisna Martha dari Sekolah Farmasi ITB membuktikan LD(50) daun sembung mencapai 4.000-8.000 mg per kg bobot tubuh. LD(50) adalah dosis yang mematikan separuh hewan percobaan. Pada manusia berbobot 70 kg, LD(50) setara 280-320 gram sekali konsumsi. Artinya dosis efektif yang hanya 4,3 gram sangat aman untuk melegakan bronkus (catatan : rata-rata 1 kapsul herbal yang beredar di pasaran berkapasitas 0,5 gram).

Efek bronkodilasi atau melegakan bronkus terjadi karena kandungan alkanoid di dalam ekstrak daun sembung. Terkadang pemberian ekstrak daun sembung juga dibarengi dengan herbal yang berkhasiat melancarkan darah. Peredaran darah penderita asma perlu diperlancar untuk mempercepat pemulihan bengkak dinding bronkus.

Pemanfaatan lain daun sembung cukup banyak misalnya : lazim dimanfaatkan oleh perempuan usai melahirkan untuk membersihkan darah nifas, masuk angin, diare dan perut kembung. Konon dinamakan daun sembung diambil dari gangguan perut kembung.

Penelitian manfaat daun sembung yang berfungsi sebagai antipiretik (penurun demam) pernah dilakukan oleh Muhammad Imbalo dari Jurusan Farmasi Universitas Sumatera Utara (USU) tahun 1981. Dengan kesimpulan pemberian infus 10% dan 20% daun sembung segar dengan dosis 11 ml/kg bb yang diberikan pada burung merpati jantan yang telah didemamkan, menunjukkan efek antipiretik dengan mula kerja yang lebih cepat dan lama kerja yang lebih pendek dari pembanding parasetamol dosis 300 mg/kg bb.

Sumber Bacaan :

Sambung Napas Penderita Asma. Majalah Trubus no. 482. Edisi Januari 2010.

Beberapa Sumber Lainnya.

Semoga Bermanfaat
budi ari