Akupuntur adalah seni pengobatan Cina yang telah berkembang semenjak ribuan tahun yang lalu dan masih terbukti efektif sebagai pengobatan alternatif hingga saat ini. Namun dengan begitu banyaknya titik akupuntur (sekitar 360 titik) dan ragam metode pengobatannya, maka para terapis akupuntur atau akupunturis masing-masing mempunyai pola sendiri dalam mengobati pasiennya.
Sehingga demikian, antara seorang terapis dan terapis lainnya memiliki titik penusukan jarum yang berbeda walaupun penyakit yang diderita oleh pasiennya sama. Hal ini dimungkinkan terjadi karena proses pembelajaran dan pengalaman klinis serta "jam terbang" yang dialami oleh masing-masing terapis.
Berikut ini salah satu prosedur atau tata laksana dalam pengobatan akupuntur versi Klinik Alang-alang :
1. Diagnosis Pasien
Diagnosis pasien dapat dilakukan dengan 4 cara pemeriksanaan yaitu : Wang (pengamatan), Wen (pendengaran dan penghiduan), Wun (wawancara) dan Cie (perabaan). Pemahaman yang baik seorang akupunturis terhadap teori Wu Xing (Pergerakan 5 Unsur), Zang Xiang (Fenomena Organ dan Manifestasinya) serta Jing Luo (Teori Meridian) akan semakin memperkuat ketepatan diagnosisnya terhadap pasien yang sakit.
2. Menentukan Penyakit Apakah pada Meridian ataukah Organ
Dari data yang diperoleh melalui 4 cara pemeriksaan dapat ditentukan apakan sebuah penyakit masih terdapat dalam meridian ataukah sudah masuk ke dalam organ. Salah satu cara yang dapat digunakan adalah dengan melihat shen pada pasien. Jika shen pada pasien masih baik, penyakit memiliki kecenderungan masih berada pada meridian. Dan jika shen pada pasien terlihat memburuk maka penyakit memiliki kecenderungan sudah masuk ke dalam organ.
Tentunya pengamatan terhadap shen tidak berdiri sendiri dan harus didukung oleh data yang lain, misalnya pada perabaan (cie) denyut nadi apakah sifat nadinya bersifat superfisial (mengambang) ataukah tenggelam dan sebagainya.
3. A. Sindrom pada Meridian
Jika dari hasil diagnosis telah menetapkan penyakit seorang pasien pada meridian, selanjutnya terapis melanjutkan diagnosisnya apakah sindrom penyakitnya shi (ekses) ataukah defisien (xu) serta memeriksa pada meridian manakah penyakit tersebut berada. Contoh : Sindrom Xu pada Meridian Tai-yin Tangan Paru atau Sindrom Shi pada Meridian Yang-ming Kaki Lambung.
3. B. Sindrom pada Organ
Dan jika dari hasil diagnosis menunjukkan bahwa penyakit sudah masuk ke dalam organ, maka seorang terapis perlu mengklasifikasikan sindromnya dengan menggunakan 8 cara pemeriksaan atau Ba Gang (the 8 core), yaitu :
Yin-Yang, Han-Re, Xu-Shi dan Li-Biao.
Kemudian akupunturis membagi sindrom menjadi dua bagian (dua kecenderungan utama) sesuai dengan data hasil diagnosis yang diperoleh, yaitu :
a. Sindrom Yin-Han-Xu-Li yang berarti Sindrom Defisien dengan disebutkan nama organ yang terkena. Contoh : Sindrom Yin-Han-Xu-Li Organ Paru.
b. Sindrom Yang-Re-Shi-Biao yang berarti Sindrom Ekses. Contoh : Sindrom Yang-Re-Shi-Biao Organ Lambung.
4. Pemilihan Titik
Berikut salah satu teknik/metode pemilihan titik :
Jika Sindromnya adalah Meridian maka titik yang dipilih adalah Titik Luo dan Titik Shu dari U-Shu. Contoh : Jika yang terkena adalah pada bagian Meridian Taiyin Tangan Paru, maka yang ditusuk adalah Titik Lieque (LU 7) dan Titik Taiyuan (LU 9). Jika yang terkena adalah pada bagian Meridian Yangming Kaki Lambung, maka yang ditusuk adalah Titik Fenglung (ST 40) dan Titik Xiangu (ST 43).
Jika Sindromnya adalah Organ, maka perlu dibagi lagi menjadi dua, apakah Organ Cang (Padat) atau Organ Fu (Berongga).
Untuk Organ Cang, titik yang ditusuk adalah Titik Yuan dan Titik Shu Belakang. Contoh : Organ Paru, maka yang ditusuk adalah Titik Taiyuan (LU 9) dan Titik Feishu (BL 13).
Untuk Organ Fu, titik yang ditusuk adalah Titik Mu Depan dan Titik He Bawah. Contoh : Organ Lambung, maka yang ditusuk adalah Titik Zhongwan (CV 12) dan Titik Zusanli (ST 36).
5. Manipulasi Titik
Manipulasi titik adalah teknik melakukan sedasi atau tonifikasi terhadap titik yang ditusuk. Kaidahnya, jika sindrom bersifat ekses maka teknik manipulasinya bersifat sedasi dan jika sindrom bersifat defisien maka manipulasinya bersifat tonifikasi.
Salah satu cara manipulasi yang digunakan adalah denga teknik Bing Xie-Bing Bu.
a. Teknik Bing Xie adalah Teknik Sedasi. Dilakukan dengan cara : Setelah De Qi, jarum ditusuk dengan perlahan, setelah manipulasi pemutaran setiap 5 menit (lama penusukan biasanya di atas 10 menit) lalu diangkat dengan cepat. Pemutaran dilakukan dengan amplitudo (putaran) panjang dengan cepat.
b. Teknik Bing Bu adalah Teknik Tonifikasi. Dilakukan dengan cara : Setelah De Qi, jarum ditusuk dengan cepat, setelah manipulasi pemutaran setiap 5 menit (biasanya lama penusukan di bawah 10 menit) lalu diangkat dengan perlahan. Pemutaran dilakukan dengan amplitudo (putaran) pendek dan lambat.
Sumber Bacaan :
Diagnosis TCM. Irwan Hendrata Widjaja & Ivan Hardi. Andromedia. Sidoarjo. 2009.
Ilmu Akupuntur. Tse Ching San et. al. Unit Akupuntur RS. Dr. Cipto Mangunkusumo. Jakarta. 1985.
Pedoman Praktis Belajar Akupuntur dan Akupuntur Kecantikan. G. Pong Permadi D. & Djuharto S. Sutanto. Penerbit Alumni. Bandung. 1982.
Terapi Akupuntur. Irwan Hendrata Widjaja & Ivan Hardi. Andromedia. Sidoarjo. 2009.
Buku Akupuntur dan Moksibusi Lembaga Pendidikan Akupuntur (LADIKA), Modul. Jakarta.
Semoga Bermanfaat.
budi ari